fbpx
Annyeong!
  • All
    • Acara
    • Artikel Spesial
    • Bacaan Seru
    • Fandom
    • Film/TV
    • KDrama
    • Kpop
    • Lirik
    • PUAS
    • Racun Korea
    • Review Drama
    • Video

Review drama Juvenile Justice, heynoona.com — Juvenile Justice adalah sebuah series Netflix yang tayang pada tanggal 25 Februari 2022. Dengan jumlah 10 episode, series ini berhasil membawa nuansa yang baru tentang drama Korea bertema legal. Masalah di series ini akan berfokus pada kejahatan yang dilakukan oleh anak.

Review Drama Korea Juvenile Justice

Sinospis

review drama korea Juvenile Justice

Shim Eun-Sook adalah seorang hakim dengan kepribadian yang tidak ramah. Yang lebih mengejutkan, alasan dia bekerja sebagai hakim anak adalah karena dia membenci penjahat anak. Kenapa? Alasan secara general adalah, penjahat anak serinh banget bisa lolos dari hukuman yang seharusnya karena dia masih anak-anak. Tapi, alasan khususnya, ternyata hakim Shim punya luka serius hingga ia menghancurkan keluarganya sendiri.

Tema cerita tentang pengadilan remaja adalah sesuatu yang baru. Fokus temanya menarik sih, karena bisa menghasilkan alur cerita yang nggak biasa. Bahkan untuk seseorang yang bosen dengan tema berat, bisa jadi malah jatuh cinta sejak menit pertama. Itu jadi ngubah mindset, kalau drama gak asik bukan salah temanya sih, emang ceritanya aja yang kurang menarik.

Konflik yang dihadirkan ada konflik eksternal dan konflik internal. Ya eksternalnya itu dari pihak luar yang dateng ke pengadilan. Terus konflik internalnya ternyata masing-masing hakim, baik hakim Cha, hakim Shim, bahkan hakim ketua punya cerita masing masing terkait kasus anak ini. Bahkan hakim ketua yang baru juga punya cerita sendiri yang bahkan berhubungan dengan hakim Shim. Sebuah cerita yang tidak terduga.

First impression nonton drama ini langsung nangkep banget. Ini adalah drama yang bisa bikin jatuh cinta dari menit-menit awal pokoknya. Directornya menurut aku jago banget buat ngangkat sudut pengambilan cerita dan gambar. Di episode pertama dibuka dengan cerita anak sekolah jalan-jalan menuju kantor polisi dengan membawa senjata tajam yang berdarah-darah. Memang episode-episode awal berhasil menarik antusiasme penonton dengan cerita yang bold dan bikin penasaran. Memang iya dia yang memutilasi anak SD itu? Kenapa?

Penokohan

Cha Tae-Joo diperankan oleh Kim Moo-Yool. Dia adalah seorang hakim anak yang merupakan partner hakim Shim dalam bekerja. Sikapnya hangat dan ramah. Dia menangani kasus anak dengan sangat bertanggung jawab, bahkan sangat mengayomi anak-anak yang pernah ditanganinya. Sikapnya bertolak belakang dengan hakim Shim, tapi mereka bekerja dengan sangat baik.

Shim Eun-Seok diperankan oleh Kim Hye-Soo. Dia adalah seorang hakim hebat yang baru saja dipindahtugaskan. Dia bergabung dengan hakim Cha di pengadilan anak. Sikapnya tidak ramah dan menutup diri. Dalihnya adalah bekerja secara profesional. Dari segala sikapnya, yang paling aneh adalah alasannya untuk menjadi hakim anak adalah karena dia membenci kejahatan yang dilakukan oleh anak. Jadi ia bekerja secara maksimal bahkan sering kali menjatuhi hukuman maksimal pada terdakwa.

Baca juga: Review Drama Korea Into The Ring: Perjuangan Anak Kocak Buat Jadi DPR

Review Drama Korea Love in Contract : Kawin Kontrak yang Out of The Box

SEVENTEEN Be The Sun di Jepang: Dome Tour Pertama yang Spesial

Jangan Harap Adegan Romance

review drama korea Juvenile Justice

Untuk tema legal ini kalian jangan harap ada romance ya di antara mereka. Ini bener bener kasus anak anak yang intens dan penuh emosi. Iya emosi kejahatan yang mereka lakuin ini serius, tapi nggak semuanya ditindak tegas. Hubungan hakim Cha sama Hakim Shim bener bener profesional. Bahkan terkesan kaku sih, karena hakim Shim menutup diri dan membuat barrier. Tapi ya kadang lembut hatinya hakim Cha buat hakim Shim berfikir ulang dan memperbaiki keputusannya.

Kasus dalam Serial Juvenile Justice Diangakat dari Kisah Nyata

Jadi drama ini emang cuma 10 episode, jadi cuma 5 kasus yang ditampilkan. Kerennya, beberapa kasus adalah kasus yang diangkat dari kisah nyata. Apa aja?

Kasus pertama dibuka dengan sangat ekstrim. Kasus pembunuhan dan mutilasi anak SD yang dilakukan oleh siswa SMP. Sadis sih ini, tapi yang melegakan pelaku bisa diadili dengan sepatutnya. Sama seperti kejadian aslinya kedua pelaku mendapatkan hukuman 20 tahun dan memakai pelacak selama 30 tahun dan satunya dijatuhi hukuman seumur hidup.

Kasus kedua adalah bocornya kunci jawaban ujian SAT di sekolah swasta terkenal. Celakanya, anak hakim ketua di pengadilan bahkan terseret kasus ini. Kan tambah dramastis ya? Kasus aslinya, pelakunya adalah guru bimbel yang merupakan koordinator SAT di tahun 2013, lalu ia memulai debut menjadi calo kunci jawaban di tahun 2017 dan diadili tahun 2021.

Kasus ketiga adalah tentang kematian anak akibat dijatuhi batu bata. Jadi seorang anak melempar batu bata dari atap apartmen secara random dan mengenai anak yang sedang berjalan di bawah. Akibatnya anak tersebut meninggal. Tapi gemesnya, pelaku yang masih berusia 13 tahun hanya dikirim ke pengadilan anak dan mendapatkan bimbingan. Nah ini beneran terjadi di tahun 2010, tepantanya dari lantai 13 apartemen di Busanjin.

Nah ada kasus lain jugasih tapi nggak bener bener terjadi. Kaya pemerkosaan secara begiliran oleh sekelompok anak laki-laki terhadap satu perempuan. Terus kasus penggelapan dana di rumah asuh, kekerasan dalam rumah tangga, dll.

Benarkah Penjahat Anak Cukup Butuh Pendampingan Aja?

review drama korea Juvenile Justice

Setiap anak di bawah umur yang mendapatkan hukuman dia tidak akan dikenai sangsi pidana, melainkan akan dibimbing melalui Lembaga Pembinaan Khusus Anak, yang di series ini sering banget disebut. Tapi melalui series ini juga membuka mata bagi penontonnya, benarkah penjahat anak cukup butuh pendampingan aja? Rasanya kejahatan yang mereka lakukan juga berdasarkan niat buruk dari mereka. Bahkan ketika mereka tidak berniat melakukannya, itu juga tetap suatu kejahtan bukan?

Tentuaja, series ini berakhir dengan ending yang bahagia. Para tokoh utama sudah ketemu jalan yang bener lagi. Semua kasus sudah diselesaikan dengan seadil-adilnya. Meskipun yaa begitulah ya pengadilan anak. Series ini bener-bener secara nyata menyinggung isu, apakah tindak pidana anak berakhir dengan pembinaan aja? Itu memang pro kontra sih. Oiya salah satu quotes yang paling aku ingat dan menurut aku bisa ngewakili seluruh cerita series ini adalah, “Hukum memang seperti itu. Hukum tidak melindungi setiap korban. Hukum hanya memberikan penilaian berdasarkan bukti.” Ngena banget kan? Mau membantah, tapi begitulah adanya.

 

Penulis: Dea Pristotia

0
0

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Thanks for submitting your comment!