fbpx
Annyeong!
  • All
    • Acara
    • Artikel Spesial
    • Bacaan Seru
    • Fandom
    • Film/TV
    • KDrama
    • Kpop
    • Lirik
    • PUAS
    • Racun Korea
    • Review Drama
    • Video

Review Drama Korea Pachinko, heynoona.com — Drama Pachinko mengangkat cerita dengan latar waktu saat awal tahun 1900. Tidak hanya menyajikan sebuah drama yang menghibur, drama ini juga menarik emosi penonton mengenai perilaku penjajah Jepang atas Korea Selatan. Disiarkan melalui Apple tv+ pada tanggal 25 Maret s/d 29 April 2022 dan berjumlah 8 episode.

Review Drama Korea Pachinko

Sinopsis

Review Drama Korea Pachinko

Di tahun 1900 an, Korea berada di bawah kekuasaan Jepang. Kim Sun-Ja adalah seorang wanita. Orang tuanya mengelola bisnis penginapan. Kim Sun-Ja kemudian jatuh cinta pada Koh Han-Su tanpa mengetahui latar belakang lengkapnya. Mereka saling memadu kasih hingga Sun-Ja ternyata hamil. Han-Su menolak menikahinya tapi bisa menawarkan kekayaan dan kemakmuran. Merasa ditipu dan direndahkan, Sun-Ja menolak tawaran itu.

Lalu, Baek Isak adalah seorang pendeta. Ia menginap di penginapan ibu Sun-Ja. Mengetahui keadaan Sun-Ja, Isak menawarkan diri untuk menikahi Sun-Ja dan membawanya ke Jepang. Setelah pernikahan itu, dimulailah hari-hari yang berat bagi Sun-Ja sebagai imigran di Jepang.

Di tahun 1989, Baek Solomon hidup sebagai pria yang penuh ambisi pada kariernya. Dia adalah keturunan Korea yang tinggal di Jepang tapi menempuh studi di Amerika. Dia memang sangat pintar dan dikenal bagus kinerjanya. Ia juga harus menangani sebuah proyek besar untuk pembangunan hotel mewah. Tugasnya adalah mendapatkan persetujuan pemilik rumah untuk menjual rumahnya. Agar lahannya dapat digunakan membangun hotel itu.

Alur Cerita

Alur ceritanya jagoan banget buat ngaduk ngaduk hati penonton, menyeret pada pusaran kesengsaraan, kepedihan, keterbatasan, bahkan ketidakmampuan. Ini something new sih. Memang di tahun-tahun itu banyak hal-hal sulit terjadi. Apalagi lagi perang, Korea dijajah Jepang. Untuk plotnya bakal maju mundur di tahun awal 1900an dan akhir, sekitar 1980an. Awalnya masih diberi notice berupa tulisan tahun, tapi lama-lama scene loncat-loncat sendiri dan penonton harus peka. Awalnya mungkin saja bingung tapi lama-lama pasti terbiasa. Kalo kalian bingung, Sun-Ja itu adalah neneknya Solomon. Jadi kalo ada Sun-Ja muda berarti itu di tahun 1920an dan kalau Sun-Ja jadi nenek itu di tahun 1980an ya.

Konflik

Konflik drama ini semakin menjadi-jadi karena setting waktunya. Korea masih di bawah kekuasaan Jepang. Jadi Korea itu direndahkan dan dilakukan semena-mena. Yang penasaran ggak perlu sibuk cari sejarah Jepang menjajah Korea. Taulah kelakuan Jepang juga mulai dari kerja paksa, tanam paksa. Yang seru adalah tekadnya Korea yang disampaikan dari karakter-karakter di drama ini.

Baca juga: Review Drama Korea Our Blues: Kamu Adalah Tokoh Utama dalam Kehidupanmu Sendiri

10 Drama dan Film Lee Min Ho yang Wajib Kamu Tonton

Potret Mempesona Woo Do Hwan Bodyguard Lee Min Ho di “The King : Eternal Monarch” yang Bikin Salah Fokus!

Penokohan

Review Drama Korea Pachinko

Baek Solomon adalah cucu Sun-Ja dari anaknya yang kedua, Mozasu. Dia punya ambisi tinggi tentang kariernya dan seorang keturunan Korea yang tinggal di Jepang. Dia punya crush dengan hubungan yang lucu. Jadi ayahnya punya pacar. Pacarnya punya anak cewek, namanya Hana. Nah si Solomon ini naksir sama Hana. Naksir banget sampai rela melakukan apapun. Saking lucunya, ya mereka deket, orang tua mereka juga deket. Padahal kalau orang tua mereka nikah mereka akan menjadi saudara, kan kocak. Tapi, si Hana ini bad girl banget bahkan kabur dari rumah bertahun-tahun tanpa kabar.

Kim Sun-Ja adalah anak yang pintar sejak kecil. Dia sangat ingin bersekolah tapi pada masa itu wanita tidak sekolah. Bagi ibunya untuk apa sekolah. Berada di rumah dan melakukan pekerjaan rumah sudah sangat luar biasa. Dia terjebak cinta dengan seorang lelaki tampan dengan strata sosial yang berbeda. Dia hamil dan terpaksa harus membesarkan anaknya sendiri karena Han-Su tidak bisa menikahinya. Di tengah keterbatasan, Sun-Ja diajak menikah oleh pendeta. Baek Isak menikahinya dan mengajaknya tinggal di Jepang.

Koh Han-Su adalah seorang pedagang. Ia hidup di Jepang tapi beberapa kali ke Korea untuk berdagang ikan. Han-Su adalah orang yang sangat pintar. Btw adakah yang nonton drama ini gara-gara ada Lee Min-Ho? Tapi sayang sekali, di season pertama ini Han-Su tidak mendominasi cerita. rasanya dia cuma 30% muncul di drama. Tapi di episode 7 malah full menceritakan masa lalu Han-Su. Menurut aku karakter Han-Su bakal berkembang di season selanjutnya.

Apasih Pachinko Itu?

Pachinko ternyata adalah sebuah permainan dengan platform vertikal. Terdapat banyak paku dan beberapa lubang yang ditempatkan secara acak. Cara bermainnya adalah meluncurkan bola dari atas ke bawah agar bisa masuk ke dalam lubang.

Terus kenapa judul drama ini Pachinko? Aku belum get the point. Memang bapakya Solomon, si Mozasu ini punya bisnis Pachinko. Tapi yaudah cuma sebatas itu aja. Nggak ada lanjutan cerita buat lebih di gali. Mungkin nih, mungkin aja season selanjutnya punya penjelasan tentang judul ini.

Antara Membuka Aib Jepang atau Distorsi Sejarah?

Review Drama Korea Pachinko

Melansir dari Kpopchart, Jumat (25/11/2022) netizen Jepang menyebut kalau drama ini mendistorsi sejarah dan anti Jepang. Bisa aja memunculkan gerakan membenci Jepang. Terus netizen Korea yang gemes malah balas, kalian aja yang buku pelajarannya yang mendistorsi sejarah.

 Drama Pachinko ini sebenarnya menggabungkan fakta sejarah seperti eksploitasi beras Jepang, kerja paksa, Perbudakan Seksual di Militer Jepang, dan pembantaian Kanto setelah Gempa Besar Kanto yang terjadi pada orang Korea yang tinggal di Jepang. Cerita tersebut juga memuat pandangan diskriminatif masyarakat lokal Jepang terhadap Zainichi. Yaitu orang yang tinggal di Jepang tetapi bukannya menjadi orang Jepang, mereka tetap menjadi orang Korea. Netizen Jepang menilai bahwa Pachinko menunjukkan kesalahan dan aib Jepang selama masa kolonial di Korea. Namun, untuk mencegah kontroversi tentang distorsi sejarah, kru produksi Pachinko telah berkonsultasi dengan 20-40 sejarawan dan ahli dalam gempa bumi The Great Kanto, pembantaian Kanto, dan lainnya.

(dilansir dari Jurnalis Indonesia.id dalam artikel yang berjudul ‘Dianggap Menyesatkan Sejarah Jepang, Serial K-Drama Pachinko Dikecam Warganet Matahari Terbit’)

Terlepas dari itu distorsi sejarah atau enggak, tapi aku pernah nonton film Korea tentang penjajahan Jepang di Korea. Judulnya ‘Spirits’ Homecoming’, tentang anak-anak yang dijadikan perbudakan seks oleh tentara Jepang. Rasanya nonton film itu tuh nyesek banget juga  jadi terlepas ini distorsi atau enggak yang aku percaya, perilaku penjajah Jepang di Korea itu menyisakan banyak luka bagi Korea.

Bakal Ada Season 2?

Drama ini berakhir dengan 8 episode. Rasanya menurutku 8 episode ini masih seperti pembukaan. Ceritanya masih awal banget bagi Sun-Ja, Han-Su, dan Solomon. Jadi ya drama ini berakhir dengan banyak pertanyaan menggantung.

Bagaimana kisah Baek Isak selanjutnya? Apa yang terjadi dengan Noa? Kenapa dia meninggal? Bagaimana Sun-Ja bisa hidup tanpa Isak? Han-Su sempat menemui anaknya, Noa. Apa yang terjadi dengan mereka? Adakah hubungan dengan meninggalnya Noa? Apa Han-Su bakal balik lagi mengejar Sun-Ja?

Bahkan Pachinko, yang dipakai judul juga belom dapet peran sama sekali di cerita ini. Beberapa waktu setelah drama ini selesai tayang, pihak apple tv merilis pernyataan untuk season ke dua. Tapi untuk kapan shooting atau tanggal rilis belum ada pengumuman lagi. Aku sempet baca komen di salah satu platfrom drama asia, bahwa bakal sampai 4 season. Semoga ya kita dapet cerita yang nice!

Gempa Great Kanto

Dibahas di episode 7 ternyata memang bagian dari sejarah secara nyata. Gempa bumi ini terjadi pada 1 September 1923 pukul 11.58. Terjadi tiga kali selama lima menit dengan kekuatan 7,8; 7,3; dan 7,2 skala richter. Korban yang meninggal diperkirakan mencapai lebih dari 140.000 jiwa. Ribuan rumah terguncang, terbakar akibat gempa bumi tersebut. Akibat angin kencang, kebakaran dengan cepat meluas dan baru bisa dipadamkan dua hari setelah kejadian. Gempa tersebut juga menyebabkan tsunami setinggi 12m di Teluk Sagami. Paska gempa, tahanan Korea di Jepang melarikan diri karena bangunan tahanan rusak dan terbuka. Warga lokal bilang orang Korea menjarah toko. Jadi warga lokal mengejar orang Korea dan melakukan pembantaian besar besaran. Sedih banget setelah baca-baca artikel tentang gempa Kanto ini bisa bayangin banyak orang sedih, kehilangan harta, keluarga, tempat tinggal. (Dirangkum dari berbagai sumber, yaitu wikipedia, Smithsonian Magazine, dan Britannica).

Pemilihan Cast yang No Play Play

Drama ini menggunakan tiga bahasa sekaligus. Korea, Inggris, dan Jepang. Emang begitu settingnya. Aku rasa emang butuh cast berbakat untuk dapetin peran di drama ini. Bahkan Lee Min-Ho juga harus casting untuk peran Koh Han-Su. Komposisi pemainnya itu juga dari negara terlibat. Korea, Amerika, Jepang. Tapi random juga sih. Ada yang memang sudah artis senior, filmografinya udah seabrek-abrek kaya Lee Min-Ho, Jimmy Simpson (Amerika), Kaho Minami (Jepang), Youn Yuh-Jung (Korea), Jung Eun-Chae (Korea).

Terus beberapa tokoh utama bahkan diambil dari aktor atau aktris yang jam terbangnya baru sedikit atau bahkan pertama kali debut lewat drama ini. Kaya Noh Sang-Hyun (Korea) yang memerankan Isak, Soji Arai (Jepang) yang memerankan Mozasu, Kim Min-Ha (Korea) yang memerankan Sun-Ja, Jin Ha (Korea) yang merankan Solomon, Mari Yamamoto (Jepang) yanh memerankan Hana. Menurutku memang tim drama ini bisa banget ngelihat potensi para aktor atau aktris makanya bisa jadi drama yang emosional. (Dikutip dari Asianwiki)

Komposisi Drama

Di samping naskah yang keren, aktor dan aktris yang hebat, penonton juga cukup dimanjakan sinematografi drama ini. Color gradingnya cocok banget buat flashback, sudut pengambilan gambar yang menampilkan hal-hal detail, membuat penonton lebih sensitif lagi dengan perasaan yang coba dibangun di drama ini. Belum lagi musiknya yang semakin menggiring suasana, makin kerasa old rasanya. Drama ini nggak cuma semata untuk hiburan sih. Inituh karya seni yang cerdas. Meskipun banyak komentar yang bingung atau nggak paham dengan drama ini menurutku bukan salah dramanya sih. Tapi kalian aja yang nggak comfort sama karya ini. Bahkan untuk adegan sensual juga yang menurutku nggak terlalu buka-bukaan tapi emosinya sampai sih. Keren banget pokoknya drama ini.

Kesimpulannya drama ini tuh berhasil menyampaikan emosi, vibesnya sedih sih emang. Tapi menurutku di season ini tuh masih pembukaan dari konflik utamanya, Pachinko. Entah Solomon yang dipecat akhirnya memulai bisnis Pachinko yang lebih besar atau bagaimana. Soalnya nggak dapet spoiler juga dari yang udah baca novelnya. Yang jelas siap banget nunggu season kedua. Siap lebih bawang, siap lebih berkonflik.

 

Secara lengkap referensi yang saya gunakan dapat dilihat melalui situs

1923 Great Kantō earthquake – Wikipedia

Tokyo-Yokohama earthquake of 1923 | Death Toll & Facts | Britannica

The Great Japan Earthquake of 1923 | History| Smithsonian Magazine

Netizen Jepang Sebut Drama Lee Min Ho ‘Pachinko’ Distorsi Sejarah, K-Netizen Kritik Balik | Kpop Chart

Dianggap Menyesatkan Sejarah Negara Jepang, Serial K-Drama Pachinko Dikecam Warganet Matahari Terbit (jurnalisindonesia.id)

 

Penulis: Dea Pristotia

0
0

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Thanks for submitting your comment!